Kamis, 03 Juni 2010

Memaksimalkan view finder

Pernahkah Anda mengalami kejadian di mana gambar sudah terlihat bagus di viewfinder, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan? Beberapa tips ini dapat mencegah hal tersebut. Kama (FS)

view

1.Objek

Umumnya, selalu ada satu objek yang harus terlihat tajam. Pastikan Anda untuk fokus dengan akurat pada objek ini, karena saat ini autofokus paling hebat pun belum bisa melakukannya. Sering kali terjadi kesalahan jika kamera dipasang pada pilihan focus point otomatis. Sebaiknya Anda mengaturnya pada autofocus to Spot atau Center AF. Fokus secara manual direkomendasikan untuk objek yang sulit, ataupun kondisi cahaya lemah.

2.Perhatikan Batas Garis di Pinggir

Kebanyakan fotografer hanya menjaga objek utama mereka di dalam pandangan layar. Namun, masalah yang umum terjadi justru berada pada pinggir gambar. Misalnya, ada tiang yang masuk ke dalam gambar, daun di latar depan yang mengganggu, atau objek di pinggir gambar yang tidak memiliki arti apapun. Karena itu, sebelum melepas tombol shutter, perhatikan dulu seluruh objek. Garis yang dekat dengan pinggir akan terlihat lebih bagus kalau menghilang di pojokan.

3.Objek Utama Tidak Berada di Tengah

Peraturan dasar tentang komposisi gambar dapat diimplementasikan pada semua view­finder. Elemen paling penting pada gambar sebaiknya tidak diletakkan tepat di tengah. Karena Anda bisa langsung otomatis melihatnya pada saat autofokus, dan kemudian mencoba bagian lain.

4.Koreksi ­Eksposure

Anda tidak dapat mengandalkan otomatisasi eksposure pada kondisi cahaya tertentu. Fotografer yang berpengalaman biasanya tahu sebelum melepas shutter, apakah kameranya akan dapat mengatasi kondisi pencahayaan saat itu atau tidak. Jika terlalu banyak putih pada foto, gunakan overexpose dengan 2/3 aperture. Untuk objek gelap yang efek cahayanya ingin dipertahankan, gunakan underexpose. Untuk itu, sebaiknya gunakan RAW.

6.Eksposure Time yang Tepat

Tergantung dari mode yang digunakan, kamera akan memilih exposure time dan/atau aperture secara otomatis. Jika ingin memotret objek yang tidak diam, sebaik­nya dicek sekali lagi apakah settingan sudah memadai. Jika ingin membekukan momen, gunakan maksimum 1/300 detik; Objek bergerak dengan gerakan blur, gunakan minimum 1/2 detik dan tripod.

7.Cek Aperture

Aperture digunakan untuk mengatur depth of field. Nilai yang paling kecil seperti misalnya 2,8 direkomendasikan untuk foto potret. Nilai itu akan membedakan orang dengan latar belakang yang blur. Sedangkan foto landscape membutuhkan semuanya terlihat tajam, untuk itu Anda membutuhkan aperture yang lebih besar seperti misalnya 16.

8.Jangan Lupa

Untuk Cek ISO! Ini kerap kali terjadi pada fotografer digital. Biasanya mereka memotret beberapa foto dengan ISO yang tinggi, lalu lupa untuk menurunkan kembali ISO-nya ke nilai yang standar. Oleh karena itu, jangan sampai lupa untuk mengecek ISO. Hal ini tidak pernah terjadi pada analog karena sensitivitas ISO langsung ditentukan tergantung dari film yang dimasukkan.

Sumber : chip